Tahukah kalian tentang Candi Sambisari??
Candi Sambisari terletak di Dusun Sambisari, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, kira-kira 10 km dari pusat kota Yogyakarta. Candi Sambisari pertama kali ditemukan oleh Karyowinangun pada tahun 1966. Ketika itu Karyowinangun sedang mencangkul di sawahnya. Cangkul yang diayunkan ke tanah membentur sebuah batu besar yang setelah dilihat memiliki pahatan pada permukaannya.
Dinas kepurbakalaan yang mengetahui adanya temuan tersebut segera menetapkan arel sawah Karyowinangun sebagai situs purbakala. Batu berpahat yang ditemukan itu diduga merupakan bagian dari candi yang mungkin terkubur di bawah areal sawah. Penggalian tersebut menemukan ratusan bongkahan batu lain beserta arca-arca kuno, yang benar merupakan komponen sebuah candi.
Candi Sambisari memiliki keunikan tersendiri, yaitu letaknya yang berada di
bawah permukaan tanah sedalam 6,5 m. Sehingga, ketika pengunjung melihatnya
dari samping, candi ini seolah-olah muncul dari bawah tanah.
Dilihat dari segi arsitekturnya, candi ini juga memiliki keistimewaan yang
dapat dilihat dari bagian-bagian yang menyusun keseluruhan kompleks candi. Bagian
utama candi ini memiliki ketinggian 7,5 m, berbentuk bujur sangkar yang
berukuran 15,6 x 13,6 m. Menurut Balai Arkeologi Yogyakarta, kompleks Candi
Sambisari diperkirakan lebih luas dari ukuran tersebut jika dilakukan
penggalian lebih lanjut. Tapi jika dilakukan ekskavasi lagi, dikhawatirkan
candi ini akan tergenang air jika musim hujan tiba, karena posisinya lebih
rendah dari sungai yang terdapat di sebelah baratnya.
Candi
Sambisari diperkirakan dibangun antara tahun 812 - 838 M, kemungkinan pada masa
pemerintahan Rakai Garung. Kompleks candi terdiri dari 1 buah candi induk dan 3
buah candi pendamping. Terdapat 2 pagar yang mengelilingi kompleks candi, satu
pagar telah dipugar sempurna, sementara satu pagar lainnya hanya ditampakkan
sedikit di sebelah timur candi. Masih sebagai pembatas, terdapat 8 buah lingga
patok yang tersebar di setiap arah mata angin.
Menaiki tangga pintu masuk candi
induk, anda bisa menjumpai hiasan berupa seekor singa yang berada dalam mulut makara
(hewan ajaib dalam mitologi Hindu) yang menganga. Figur makara di
Sambisari dan merupakan evolusi dari bentuk makara di India yang bisa
berupa perpaduan gajah dengan ikan atau buaya dengan ekor yang membengkok.
Selasar selebar 1 meter akan
dijumpai setelah melewati anak tangga terakhir pintu masuk candi induk.
Mengelilinginya, anda akan menjumpai 3 relung yang masing-masing berisi sebuah
arca. Di sisi utara, terdapat arca Dewi Durga (isteri Dewa Siwa) dengan 8
tangan yang masing-masing menggenggam senjata. Sementara di sisi timur terdapat
Arca Ganesha (anak Dewi Durga). Di sisi selatan, terdapat arca Agastya dengan aksamala
(tasbih) yang dikalungkan di lehernya.
Arca Dewi Durga
Arca Ganesha
Arca Agatsya
Memasuki bilik utama candi induk,
bisa dilihat lingga dan yoni berukuran cukup besar, kira-kira 1,5 meter.
Keberadaannya menunjukkan bahwa candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan Dewa
Siwa. Lingga dan yoni di bilik candi induk ini juga dipakai untuk membuat air
suci. Biasanya, air diguyurkan pada lingga dan dibiarkan mengalir melewati
parit kecil pada yoni, kemudian ditampung dalam sebuah wadah.
Lingga dan Yoni
Keluar dari candi induk dan menuju
ke barat, anda bisa melihat ketiga candi perwara (pendamping) yang
menghadap ke arah berlawanan. Ada dugaan bahwa candi perwara ini sengaja
dibangun tanpa atap sebab ketika penggalian tak ditemukan batu-batu bagian
atap. Bagian dalam candi perwara tengah memiliki lapik bujur sangkar
yang berhias naga dan padmasana (bunga teratai) berbentuk bulat cembung
di atasnya. Kemungkinan, padmasana dan lapik dipakai sebagai tempat arca
atau sesajen.
Candi Perwara
Inilah sedikit penjelasan mengenai Candi Sambisari, yang tidak kalah menariknya dibanding candi-candi yang lain di sekitar kota Yogyakarta. Nah, silahkan kalian kunjungi candi Sambisari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar